Kepala BGP Kalimantan Barat, Dr. Wasimin bersama Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Prov. Kalimantan Barat mendapat kesempatan sebagai pembicara dalam webinar dengan tema Pemberdayaan Sekolah dalam IKM di Provinsi Kalimantan Barat yg diselenggarakan oleh Asosiasi Profesi Widyaiswara Indonesia (APWI). Kegiatan ini dibuka oleh Direktur KSPSTK Kemdikbudristek, Dr. Praptono, M.Ed. Dalam paparannya Kepala BGP Kalbar menegaskan bahwa IKM hanya salah satu strategi problem solving dalam learning loss sbg dampak pandemi C-19 yg berbeda2 bagi setiap siswa dan harus dipahami. Di sinilah urgensinya, kita dorong dan wajibkan guru-guru kita untuk melakukan Asesmen Diagnostik (AD). Guru sebaiknya tahu AD, cara melaksanakan, cara memaknai hasil AD untuk selanjutnya dapat memilih strategi pembelajaran yg relevan sbg follow up hasil AD. Hasil AD, baik non kognitif maupun kognitif, ini sbg entry point untuk melakukan perbaikan berkelanjutan. Caranya, KS bs menjslanksn perannya sbg mentor dan coach bagi guru dengan terlibat dalam diskusi dan refleksi tiap minggunya untuk mengetahui progress dampak pada siswa. Jika hal ini dilakukan oleh komunitas belajar internal sekolah secara sabar dan konsiten, niscaya students’ wellbeing serta misi dan tujuan program besar merdeka belajar dan kurikulum merdeka yg menempatkan siswa sebagai fokus utama akan terwujud. Kepala BGP Kalbar juga meluruskan berbagai miskonsepsi terkait IKM, PMM dan menekankan pentingnya mindset building. Saat memberikan closing statement, ia menegaskan kembali pentingnya otonomi sekolah dan guru merujuk pada 3 regulasi utama dalam IKM yakni Kepmendikbudristek No. 262, SK BSKAP No. 033 dan 009. Berdaya dan efektifnya sekolah dalam IKM menjadi kunci kemajuan pendidikan di Kalimantan Barat.